Jumat, 03 Juni 2016

HSI 1 [Belajar Tauhid] - Halaqoh 15 [Sihir]

1.15
SIHIR


Membaca judulnya saja... wow! Oke skip. Lanjut.

Definisinya dulu (*1)
Sihir dalam bahasa Arab tersusun dari huruf ر, ح, س (siin, kha, dan ra), yang secara bahasa bermakna segala sesuatu yang sebabnya nampak samar. Oleh karenanya kita mengenal istilah ‘waktu sahur’ yang memiliki akar kata yang sama, yaitu siin, kha dan ra, yang artinya waktu ketika segala sesuatu nampak samar dan “remang-remang”.

Seorang pakar bahasa, Al Azhari mengatakan, “Akar kata sihir maknanya adalah memalingkan sesuatu dari hakikatnya. Maka ketika ada seorang menampakkan keburukan dengan tampilan kebaikan dan menampilkan sesuatu dalam tampilan yang tidak senyatanya maka dikatakan dia telah menyihir sesuatu”.

Sihir ada bermacam jenis. Ada banyak, cuma saya ndak tahu apa yang harus saya masukkan ke sini karena baru membaca dari satu sumber saja, belum banyak tahu dari sisi keilmuannya. Cari sendiri aja ya kalau ingin tahu~ Jangan lupa doa supaya Allah tunjukkan pada jalan yang benar.

Sihir yang termasuk syirik adalah sihir yang terjadi dengan meminta pertolongan kepada syaitan. Dan, syaitan tidak akan menolong seseorang kecuali setelah melakukan perkara yang dia ridhoi, yaitu, kufur kepada Allah, kafir kepada Allah, dengan cara:
  • Menyerahkan sebagian ibadah kepada syaitan tersebut atau dengan
  • Menghina Al-Qur'an
  • Mencela agama, dll

Firman Allah:


وَمَا كَفَرَ سُلَيْمَانُ وَلَٰكِنَّ الشَّيَاطِينَ كَفَرُوا يُعَلِّمُونَ النَّاسَ
 "Dan bukan Sulaiman yang kafir, tetapi syaitan-syitan lah yang kafir. Mereka mengajarkan sihir kepada manusia."

Sabda Rasulullah (*2):
"Jauhilah 7 perkara yang membinasakan." Para sahabat bertanya,"Ya Rasulullah, apa 7 perkara tersebut?" Maka beliau mengatakan: "[1]menyekutukan Allah, [2]sihir, [3]membunuh seorang yang Allah haramkan untuk dibunuh, kecuali dengan alasan yang dibenarkan syariat, [4]mengkonsumsi riba, [5]memakan harta anak yatim, [6]kabur ketika di medan perang, dan [7]menuduh perempuan baik-baik dengan tuduhan zina
(HR. Bukhari dan Muslim, dari shahabat Abu Hurairah)"
(Muttafaqqun 'alaih)

Hukuman bagi tukang sihir jenis ini adalah hukuman mati bila dia tidak bertaubat sebagaimana telah dicontohkan oleh sahabat Nabi saw. Dan yang berhak melakukan hukuman tersebut adalah pemerintah yang sah, bukan individu.

Mempelajari sihir termasuk perkara yang diharamkan. Bahkan sebagian ulama menghukumi pelakunya keluar dari islam. Demikian pula dengan minta disihirkan, juga perbuatan yang haram.

Karena Rasulullah mengabarkan bahwa bukan termasuk pengikut beliau orang yang menyihir dan orang yang minta disihirkan sebagaimana dalam sebuah riwayat  Al-Badzar dalam musnadnya yang dishahihkan oleh Syaikh Albani.

Seorang muslim hendaknya mengambil sebab untuk membentengi diri dari sihir. Diantaranya adalah dengan menjaga dzikir yang disyariatkan:
  • Dzikir pagi dan petang
  • Dzikir-dzikir setelah sholat 5 waktu
  • Dzikir akan tidur, mau makan, masuk rumah, keluar rumah, masuk kamar kecil, keluar kamar kecil
  • dan lain-lain.
 Dan, seseorang juga membersihkan diri dan rumah dari perkara-perkara yang syaitan ridho, seperti: adanya jimat, musik-musik, gambar makhluk bernyawa, dan sebagainya.


Dan bila qadarullah terkena sihir, maka hendaknya dia bersabar, merendahkan diri kepada Allah, memohon dariNya kesembuhan, dan berpegang teguh dengan rukyah yang disyariatkan. Serta jangan sekali-kali berusaha untuk menghilangkan sihir dengan cara meminta bantuan hin baik secara langsung maupun lewat dukun, paranormal, dan semisal mereka.

Semoga Allah melindungi kita semua juga keluarga kita dari segala kejelekan di dunia dan akhirat.

Sedikit tambahan dari akika.. hasil browsing anyway (*3)
Kiat Agar Terlindung dari Sihir
Di bawah ini ada beberapa hal yang dapat melindungi dan menjaga kita dari pengaruh sihir
1.      Menjaga Shalat Shubuh
Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda yang artinya, “Barangsiapa yang mendirikan shalat shubuh, maka ia berada di dalam jaminan perlindungan Allah” (HR. Muslim). Barangsiapa yang menjaga shalat shubuhnya, maka ia akan mendapat perlindungan dari Allah atas gangguan setan-setan yang ingin melakukan sihir
2.      Membaca Surah Al-Baqarah di Dalam Rumah
Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda yang artinya, “Bacalah Surah Al-Baqarah! Karena sesungguhnya mengambilnya (membacanya) adalah barakah dan meninggalkannya adalah penyesalan (kerugian), dan sihir tidak akan mampu menghadapinya(HR. Muslim)
3.      Menjaga Bacaan Mu’awwidzatain (Surah Al-Falaq dan An-Nas) pada Waktu Shubuh dan Petang
Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda yang artinya, “Barangsiapa yang membacanya tiga kali pada waktu shubuh dan pada waktu petang, maka tidak ada yang bisa membahayakannya sesuatu apa pun.” (HR. Abu Dawud)
4.      Membaca Ayat Kursi
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda yang artinya, “Apabila engkau mendatangi tempat tidur (di malam hari), bacalah Ayat Kursi, niscaya Allah akan senantiasa menjagamu dan setan tidak akan mendekatimu hingga waktu pagi” (HR. Al-Bukhari)
5.      Membaca Dua Ayat Terakhir dari Surah Al-Baqarah
Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda yang artinya, “Barangsiapa yang membaca dua ayat terakhir dari surah Al-Baqarah di malam hari, maka keduanya telah mencukupinya.” (Muttafaqun ‘alaih)
6.      Memakan Tujuh Buah Kurma ‘Ajwah
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda yang artinya, “Barangsiapa yang memakan tujuh buah kurma ‘Ajwah di pagi hari, maka tidak ada yang bisa membahayakannya pada hari itu, baik racun dan sihir.” (Muttafaqun ‘alaih)
Sungguh begitu besar bahaya sihir bagi seorang muslim. Sihir tidak hanya membahayakan jiwa seseorang, namun dapat merusak aqidah seseorang. Sehingga bisa menjadi salah satu sebab batalnya keislaman seorang muslim. Semoga Allah senantiasa menjaga kita semua dari pengaruh buruk sihir dan para tukang sihir

CATAT BANGET ITU CARANYA. Maaf banget sengaja digedein.
Dilakuin.
Merinding disko bayangin ada syaitan di kasur..
Errr...

Demikianlah catatan ini saya rampungkan. Semoga bermanfaat bagi saya dan pembaca budiman. Jikalah ada perbedaan pendapat, silakan merujuk pada ustadz yang lebih banyak ilmu agama Islamnya, lebih shahih dalilnya. Semoga Allah melindungi kita semua di dunia dan di akhirat.

Wassalamu'alaikum warrahmatullah,
Bumi, 03 Juni 2016
Referensi:
Semua tulisan berwarna ungu berasal dari pemahaman saya dalam halaqoh HSI
Tulisan selain ungu berasal dari luar halaqoh HSI

  
Keterangan tanda (*)

HSI 1 [Belajar Tauhid] - Halaqoh 14 [Berlebihan Terhadap Orang Shalih Pintu Kesyirikan]

1.14
BERLEBIHAN TERHADAP ORANG SHALIH PINTU KESYIRIKAN



Orang shalih adalah orang yang baik karena mengikuti syariat Allah, baik dalam hal aqidah, ibadah, maupun muamalah. Mereka memiliki derajat yang berbeda-beda di sisi Allah swt. Kita sebagai seorang muslim diperintahkan untuk mencintai mereka dan mengikuti jejak mereka dalam kebaikan.

Berteman dan bermajelis dengan mereka adalah sebuah keberuntungan. Membaca perjalanan hidup mereka bisa menambah keimanan dan meneguhkan hati kita. Menghormati mereka diperintahkan selama masih berada dalam batas-batas yang diizinkan agama.

Namun, berlebih-lebihan terhadap orang shalih seperti mendudukkan mereka di atas kedudukannya sebagai manusia, atau men-sifat-i mereka dengan sifat-sifat yang tidak pantas kecuali untuk Allah, maka ini hukumnya:
HARAM.

Maksud haram dalam hal ini adalah tidak diperbolehkan menurut agama karena menjadi pintu terjadinya kesyirikan dan penyerahan ibadah kepada selain Allah.

Mencintai Rasulullah saw melebihi cinta kita kepada orang tua, anak, dan semua manusia merupakan kewajiban dalam agama Islam, sebagaimana yang terdapat di dalam hadist. Namun, Rasulullah saw melarang kita berlebih-lebihan terhadap beliau dengan mendudukan beliau di atas kedudukannya, yaitu sebagai hamba Allah dan seorang Rasul.

Sabda Rasulullah:
"Janganlah kalian berlebih-lebihan terhadapku, sebagaimana orang-orang Nasrani berlebih-lebihan terhadap Isa bin Maryam. Sesungguhnya aku adalah hamba-Nya, maka katakanlah: hamba Allah dan rasul-Nya."
(HR. Bukhari)

Beliau adalah seorang hamba, maka tidak boleh disembah.
Beliah adalah seorang rasul, maka tidak boleh dicela dan diselisihi.

Apabila berlebih-lebihan terhadap sebaik-baik manusia, yaitu Rasulullah saw tidak diperbolehkan, maka bagaimana dengan yang lain? Dan diantara bentuk ghuluw (berlebih-lebihan) terhadap orang sholeh adalah:
  • Meyakini bahwa mereka mengetahui ilmu ghaib. 
  • Membangun di atas kuburan mereka.
  • Beribadah kepada Allah disamping kuburan mereka
  • dan lainnya
  • Bentuk paling parah adalah menyerahkan sebagian ibadah kepada mereka.
Semoga Allah melapangkan hati kita untuk menerima kebenaran.

Tidak ada tambahan khusus dari saya mengenai topik ini. Ada sih bahasan mengenai sikap yang berlebih-lebihan terhadap orang shalih lainnya. Tapi bahasannya mirip dengan materi kali ini. Jadi, lebih baik materi singkat ini saja. Penting sekali untuk menjaga hati dari kesyirikan. Menghormati yang berlebihan ini jadi salah satu pintunya. Berhati-hatilah.

Btw, tahukan siapa itu Isa Bin Maryam? Nabi Isa... yang... akhirnya... disembah.
Juga pada beberapa kisah, masa jahiliyyah dulu, patung-patung sesembahan mereka adalah patung orang shalih yang dimaksudkan untuk mengenang mereka. Malah akhirnya disembah.

Tipis sekali perbedaannya. Berhati-hati, jeli, dan doa. Semoga Allah menyelamatkan kita dan keluarga kita.

Demikian catatan ini saya selesaikan, semoga bermanfaat bagi saya, pembaca, dan alam semesta. Jikalah menemukan perbedaan pendapat, silahkan merujuk pada ustadz yang lebih banyak ilmu agama Islamnya, lebih kuat pendapatnya, shahih dalilnya.

Wassalamu'alaikum warrahmatullah,
Bumi, 03 Juni 2016 

HSI 1 [Belajar Tauhid] - Halaqoh 13 [Syafaat]

1.13
SYAFAAT



Syafaat yaitu meminta kebaikan bagi orang lain di dunia maupun akhirat.
Syafaat pada hari kiamat diantaranya:
Allah mengampuni dosa seorang muslim dengan perantara orang yang telah Allah izinkan untuk memberikan syafaat.

Syafaat ini harus kita imani dan berusaha untuk meraihnya.

Modal utama untuk mendapatkan syafaat akhirat adalah bertauhid dan bersih dari kesyirikan. Rasulullah bersabda, ketika beliau mengabarkan bahwa beliau memiliki syafaat pada hari kiamat:
"Syafaat itu akan didapatkan, insya Allah (dengan izin Allah), oleh setiap orang dari umatku yang tidak menyekutukan Allah sedikitpun."
(HR.Muslim, shahih).

Merekalah orang-orang yang Allah ridhai karena ka-tauhid-an yang mereka miliki.

Yuk mari buka Al-Qur'an Surat Al-Anbiya ayat 28:

 يَعْلَمُ مَا بَيْنَ أَيْدِيهِمْ وَمَا خَلْفَهُمْ وَلَا يَشْفَعُونَ إِلَّا لِمَنِ ارْتَضَىٰ وَهُمْ مِنْ خَشْيَتِهِ مُشْفِقُونَ
 "Allah mengetahui segala sesuatu yang dihadapan mereka (malaikat) dan yang di belakang mereka, dan mereka tiada memberi syafa'at melainkan kepada orang yang diridhai Allah, dan mereka itu selalu berhati-hati karena takut kepada-Nya."

Perhatikan:
"Dan mereka (yaitu para nabi, para malaikat, dan yang lain) tidak memberikan syafaat kecuali bagi orang-orang yang Allah ridhai."


Syafaat di akhirat berbeda dengan syafaat di dunia. Seseorang pada hari kiamat tidak bisa memberi syafaat kepada orang lain kecuali bila telah diizinkan oleh Allah, meskipun ia adalah seorang Nabi atau malaikat.

Firman Allah dalam Al-Quran surat Al-Baqarah ayat 225(*1):

 


Well... Well...
Ayat Kursi pemirsah. Ayat kursi.
Perhatikan lafadz yang dimaksud dalam kaitannya dengan syafaat (*2):

مَنْ ذَا الَّذِي يَشْفَعُ عِنْدَهُ إِلاَّ بِإِذْنِهِ
“Tiada yang dapat memberi syafaat di sisi Allah tanpa izin-Nya.”
Berkaitan dengan makna ayat kursi lainnya, klik di sini kalau mau tau.
   


Oleh karena itu, permintaan syafaat hanya ditujukan kepada Allah, Dzat yang memilikinya. Seperti seseorang yang mengatakan dalam doanya:
 "Ya Allah, aku meminta syafaat nabiMu"

Dan ini adalah cara meminta syafaat yang diperbolehkan, bukan dengan meminta langsung kepada Nabi Muhammad saw, misalnya dengan mngatakan:
"Ya Rasulullah, berilah aku syafaatmu" atau dengan menyerahkan sebagian ibadah kepada makhluk dengan maksud meraih syafaatnya.
 Cara seperti ini seperti cara yang dilakukan orang-orang musyrikin di zaman dahulu.

Firman Allah dalam Al-Qur'an surat Yunus ayat 18:

 وَيَعْبُدُونَ مِنْ دُونِ اللَّهِ مَا لَا يَضُرُّهُمْ وَلَا يَنْفَعُهُمْ وَيَقُولُونَ هَٰؤُلَاءِ شُفَعَاؤُنَا عِنْدَ اللَّهِ ۚ قُلْ أَتُنَبِّئُونَ اللَّهَ بِمَا لَا يَعْلَمُ فِي السَّمَاوَاتِ وَلَا فِي الْأَرْضِ ۚ سُبْحَانَهُ وَتَعَالَىٰ عَمَّا يُشْرِكُونَ


"Dan mereka menyembah kepada selain Allah, sesuatu yang tidak memudharati mereka dan tidak pula memberikan manfaat. Dan mereka berkata,'mereka adalah pemberi syafaat bagi kami di sisi Allah.' Katakanlah, apakah kalian akan mengabarkan kepada ALlah sesuatu yang Allah tidak ketahui di langit maupun di bumi? Maha Suci dan Maha Tinggi Allah dari apa yang mereka sekutukan." 

 Rasanya pernah membaca mengenai syafaat dalam Hadist Qudsi. Sebentar saya cek maricek~
Kesimpulan dari buku hadist Qudsi (*3) yang baru saya buka mengenai bab syafaat:

Ada lima macam syafaat (p.520):
1.Syafaat yang khusus diberikan Nabi Muhammad saw.
Syafaat untuk melegakan semua umat manusia dari rasa takut mereka di Padang Mahsyar, agar hisab ditegakkan; sebagaimana akan dijelaskan pada bahasan selanjutnya.
2.   Syafaat untuk memasukkan segolongan manusia ke Surga tanpa hisab.
Syafaat ini juga diberikan oleh nabi Muhammad, seperti yang dinyatakan dalam riwayat Muslim dan imam lainnya.
3. Syafaat untuk suatu kaum yang wajib (ditetapkan) masuk Neraka, kemudian mereka diberi syafaat oleh nabi Muhammad dan siapa saja yang dikehendaki Allah.
4. Syafaat untuk para pelaku dosa yang masuk neraka.
Hadist-hadist sebelumnya (panjang banget bro, baca sendiri aja bukunya), menerangkan bahwa orang-orang berdosa ini dikeluarkan dari Neraka dengan syafaat Rasulullah, para Malaikat, dan saudara-saudara mereka yang sesama mukmin. Kemudian Allah mengeluarkan dari Neraka setiap orang yang pernah mengucapkan: laa ilaaha illalaah' sebagaimana disebutkan dalam salah satu hadist ini; sehingga yang berada di Neraka hanya orang-orang kafir atau mereka yang kufur kepadanya.
5. Syafaat untuk meningkatkan derajat di Surga bagi para penghuninya
(Dikutip dari Shahih Hadist Qudsi dan Syarahnya)

Saya kutipkan sebuah hadist, Sabda Rasulullah dari Jabir, dalam kitab Shahih Hadist Qudsi tersebut yang membuat hati terharu-biru:

"Setelah penghuni Surga serta penghuni Neraka sudah dipisahkan, yaitu penghuni Surga masuk ke Surga dan penghuni Neraka masuk ke Neraka, para rasul berdiri, lalu mereka diizinkan memberi syafaat.

Allah kemudian berfirman: 'Pergilah! Siapa saja yang kalian kenal (diantara mereka), keluarkanlah dia (dari Neraka).'
Para Rasul mengeluarkan mereka (dari Neraka) dalam kondisi sudah hangus terbakar, lantas melemparkan mereka ke sebuah sungai yang bernama Hayat. Hingga kulit mereka yang hangus (terkelupas) pun berjatuhan di tepi sungai. Kemudian, mereka muncul dalam wujud putih seperti mentimun.

 Kemudian mereka (para rasul) diizinkan untuk memberi syafaat (lagi). 

 Allah berfirman: 'Pergilah! Siapa pun yang kalian termukan di hatinya ada iman seberat satu qirath, keluarkanlah dia (dari Neraka).'  Mereka kemudian mengeluarkan sejumlah manusia.

Kemudian para rasul diizinkan untuk kembali memberi syafaat,
dan Allah berfirman: 'Pergilah! Siapa saja yang kalian temukan di hatinya ada iman seberat biji sawi, keluarkanlah dia (dari Neraka).'

Lantas Allah berfirman: 'Sekarang, Aku yang akan mengeluarkan dengan ilmu dan rahmat-Ku.' Allah mengeluarkan berkali-kali lipat lebih banyak dari jumlah yang para rasul keluarkan. Di leher mereka yang dikeluarkan dari Neraka tertulis: 'Orang yang dibebaskan Allah'; yang kemudian mereka dimasukkan ke Surga. Di sana mereka disebut Jahanamiyyuun.'"

Berapa kali pun dibaca, sungguh saya merasa bahwa Allah swt Maha Pengasih dan Maha Penyayang.

        
Demikianlah tulisan ini saya rampungkan. Semoga bermanfaat bagi penulis dan pembaca. Jikalah menemukan perbedaan pendapat, silahkan merujuk pada ustadz yang lebih banyak ilmu agama islam-nya, lebih shahih hadistnya dan kuat dalilnya.


Wassalamu'alaikum warrahmatullah,
Bumi, 03 Juni 2016


Referensi: 
Seluruh tulisan berwarna ungu merupakan hasil pemahaman saya terhadap materi halaqoh HSI
Tulisan selain ungu berasal dari sumber lain.
Note: tulisan ungu yang diberi marka kuning, dalam kutipan hadist Qudsi bukan berasal dari halaqoh HSI, tapi akika ndak paham, warna tulisannya ndak bisa diganti hijau~ 

Keterangan tanda bintang (*)
1. http://www.ibnukatsironline.com/2015/04/tafsir-surat-al-baqarah-ayat-255.html
2. https://muslim.or.id/379-syafaat-hanya-milik-allah.html 
3. Syaikh Ishamuddin Ash-Shababithi. Shahih Hadist Qudsi dan Syarahnya: Bimbingan untuk kebahagiaan hidup manusia. 2014. Pent: Umar Mujtahid. Jakarta: Pustaka Imam Asy-Syafi'i