Rabu, 28 September 2016

HSI 1 [Belajar Tauhid] - Halaqoh 22 [Takut Kepada Allah]

1.22
TAKUT KEPADA ALLAH



Diantara keyakinan muslim adalah meyakini manfaat dan mudharat adalah di tangan Allah semata.
Seorang muslim tidak takut kecuali kepada Allah dan tidak bertawakkal kecuali kepada Allah.

Takut kepada Allah yang dibenarkan adalah takut yang membawa pelakunya untuk merendahkan diri di hadapan Allah, mengagungkannya, dan membawanya untuk menjauhi larangan Allah swt dan melaksanakan perintahNya.
Bukan takut berlebihan yang membawa kepada keputusasaan terhadap rahmat Allah, dan juga bukan takut yang terlalu tipis yang tidak membawa ketaatan pada Allah.

Takut yang membawa ketaatan adalah ibadah.

Tidak boleh sorang muslim menyerahkan rasa takut (yang ibadah) kepada selain Allah.Siapa yang menyerahkan rasa takut ini kepada selain Allah, maka ia telah terjerumus ke dalam syirik besar yang mengeluarkan seseorang dari Islam. Seperti orang yang takut mudharat wali Fulan, setelah meninggal kemudian rasa takut tersebut menyebabkan dia merendahkan diri di hadapan kuburannya dan juga mengagungkannya.

Hendaknya seorang muslim meneladani Nabi Ibrahim ketika beliau berkata:

 

"... dan aku tidak takut dengan sesembahan kalian. Mereka tidak memudharati aku kecuali bila Rabb-ku menghendakinya."
(Q.S Al-An'am 80)

Diantara takut yang diharamkan adalah takutnya seseorang terhadap makhluk yang melebihi takutnya kepada Allah sehingga membuat dia meninggalkan perintah Allah atau melanggar larangan Allah.

Seperti orang yang meninggalkan jihad yang wahib atasnya karena takut kepada orang-orang kafir, atau tidak melarang kemungkaran karena takut celaan manusia, padahal ia mampu.

Firman Allah (*1):


"Sesungguhnya itu hanyalah syaitan menakut-nakuti kalian wahai orang-orang yang beriman, dengan penolong-penolongnya. Karena itu janganlah kalian takut kepada mereka tapi takutlah kalian kepada-Ku jika kalian benar-benar orang yang beriman."
(Q.S Ali Imran ayat 175)

Diantara cara-cara untuk menghilangkan rasa takut kepada makhluk yang diharamkan adalah berlindung kepada Allah dari bisikan syaitan yang mengingat sabda Nabi saw:

"Ketahuilah, bahwasannya jika berkumpul ummat semuanya untuk memberikan manfaat kepadamu niscaya mereka tidak bisa memberikan manfaat kecuali dengan apa yang sudah Allah tulis. Dan seandainya mereka berkumpul ntuk memberikan mudharat kepadamu niscaya mereka tidak bisa memberikan mudharat kecuali apa yang sudah Allah tulis."
(H.R Tirmidzi, dishahihkan oleh Syaikh Albani)

Diperbolehkan takut yang merupakan tabiat manusia, seperti takut kepada panasnya api, binatang, dan takut yang seperti ini bukanlah takut yang merupakan ibadah dan bukan takut yang membawa seseorang meninggalkan perintah atau melanggar larangan Allah swt. Ini adalah takut yang merupakan tabiat yang para Nabi pun tidak terlepas darinya.

Rasanya kurang happy kalau  ndak nyari tambahan. Haha.
Akhirnya menemukan sesuatu tentang rasa takut terhadap Allah dari buku Sahih Hadist Qudsi dan syarahnya(*2). Akika kutip saja ya:

Dari Abu Hurairah, dari Nabi Muhammad saw, dalam hadist yang beliau riwayatkan dari Rabb, bahwaDia berfirman:
 
"Demi kemuliaan-Ku, Aku tidak akan menyatukan dua rasa takut dan dua rasa aman dalam diri seorang hamba-Ku. Jika dia merasa takut kepada-Ku di dunia, Aku akan memberinya rasa aman pada hari Kiamat. Jika dia merasa aman (tidak takut) akan (siksa)-Ku di dunia, Aku akan memberinya rasa takut pada hari Kiamat."
(Hasan, diriwayatkan oleh Ibnu Hibban)
 

Oke sip. Demikianlah, semoga bermanfaat bagi saya dan pembaca. Jikalah ada perbedaan pendapat, silahkan merujuk pada ustadz yang lebih banyak ilmu agamanya, lebih shahih dalilnya, dan baik akhlaknya. Semoga Allah memudahkan kita untuk memahami agama ini.

Wassalamu'alaikum warrahmatullah,
Bumi, September 2016
Senin Besok Hari Raya Idul Adha!
 

Referensi:
Semua tulisan berwarna ungu merupakan hasil pemahaman saya terhadap materi halaqoh HSI.
Semua tulisan berwarna selain ungu berasal dari sumber lainnya.

Sumber:
(1) http://quranterjemah.com/?mod=quran.beranda.show
(2) Shababiti, Ishamuddin. 2014. Shahih Hadist Qudsi dan Syarahnya: Bimbingan Untuk Kebahagiaan Hidup Manusia.  Penerjemah: Umar Mujtahid. Pustaka Imam Asy-Syafi'i

Sabtu, 10 September 2016

HSI 1 [Belajar Tauhid] - Halaqoh 19 [Bersumpah Dengan Selain Nama Allah]

1.19
BELAJAR TAUHID
BERSUMPAH DENGAN SELAIN NAMA ALLAH



Sumpah adalah penguatan terhadap perkataan dengan menyebutkan sesuatu yang diagungkan, baik oleh orang yang berbicara maupun orang yang diajak berbicara.

Dalam bahasa Arab biasanya menggunakan huruf: Ba, Ta, dan Waw.

Dalam bahasa Indonesia biasanya dengan menggunakan kata 'demi". Bersumpah hanya dibolehkan dengan menggunakan nama Allah semata, misalnya dengan mengucapkan wallahi, demi Allah, demi Allah yang menciptakan langit dan bumi, dll.

Adapun makhluk, bagaimanapun agungnya di mata manusia tidak boleh bersumpah dengan namanya. Misalnya, demi Rasulullah, demi bulan dan bintang, dll. Di dalamnya termasuk pengagungan terhadap makhluk, sehingga, DILARANG.

Sabda Rasulullah:
(*1)  من حلف بغير الله فقد كفر أو أشرك

"Barang siapa yang bersumpah dengan selain Allah, maka sesungguhnya ia telah berbuat syirik."
(HR. Abu Dawud, Tirmidzi, dishahihkan oleh Syaikh Albani)

Syirik dalam hadist tersebut pada dasarnya adalah syirik kecil yang tidak mengeluarkan seseorang dari Islam. Namun, bisa sampai pada syirik besar bila ia mengucapkan sumpah dengan makhluk disertai pengagungan sebagaimana ia mengagungkan Allah swt, pengagungan ibadah. Seperti sumpahnya orang-orang musyrik dengan mengangunggan sesuatu seperti:
Demi waktu, demi dewa, demi Latta.

Walah Sist, Akika teh nyari hadist di buku shahih Bukhari-Muslim, ada satu chapter khusus yang membahas sumpah. Tadinya males ngetik karena.. berbagai alasan. Tapi karena bermanfaat, baiklah, akika pun harus belajar.

Larangan bersumpah dengan selain Allah:
Saya kutip dari buku (lihat referensi nomer 2). Di buku tersebut dari halaman 645-651 membahas tentang sumpah.
Saya kutip sedikit aja:

"Ummar bin Khatthab rs meriwayatkan,"Rasulullah pernah bersabda kepadaku:
'Sungguh, Allah merang kalian bersumpah dengan nama bapak-bapak kalian.'
Umar berkata,"Demi Allah, sejak mendengar sabda Nabi saw itu, aku tidak lagi bersumpah dengan nama-nama ayahku, baik sumpah diri sendiri atau menceritakan sumpah orang lain."
(Sumber *2, p.645)

yang lainnya...

"Ibnu Umar ra merwaytkan bahwa ia pernah mendapati Umar di atas tungangannya bersumpah dengan nama nenek moyangnya. Rasulullah saw pun menyeru kepada orang-orang,
"Sesungguhnya Allah telah melarang kalian bersumpah dengan nama bapak-bapak kalian. Barang siapa bersumpah hendaknya bersumpah dengan nama Allah atau kalau tidak, lebih baik ia diam."
(Sumber *2, p.645-646)
 

Lalu, kalau sudah terlanjur bersumpah?
Membayar sumpah dengan yang lebih baik.
Segera mengucap laa ilaa ha illa Allah..
(Dua ini ada hadistnya juga, cuma akika ndak bisa bahas lebih dalem. Daripada tersesat. Tanya ahlinya aja. At least, kalau ndak sengaja terucap ada tips nya. Cuma... seperti di hadist di atas: lebih baik diam.)
 
Oke sip. Demikianlah, semoga bermanfaat bagi saya dan pembaca. Jikalah ada perbedaan pendapat, silahkan merujuk pada ustadz yang lebih banyak ilmu agamanya, lebih shahih dalilnya, dan baik akhlaknya. Semoga Allah memudahkan kita untuk memahami agama ini.

Wassalamu'alaikum warrahmatullah,
Bumi, September 2016
Senin Besok Hari Raya Idul Adha!
 

Referensi:
Semua tulisan berwarna ungu merupakan hasil pemahaman saya terhadap materi halaqoh HSI.
Semua tulisan berwarna selain ungu berasal dari sumber lainnya.
Sumber lain:
(2)
Baqi, Muhammad Fuad Abdul. 2014.Muttafaqun 'Alaih, Shahih Bukhari Muslim, Himpunan Hadist Shahih yang Disepakati Imam Bukhari & Imam Muslim. Beirut Publising. pent: Muhammad Suhadi, Anas Habibi, Tony Timur.

Minggu, 04 September 2016

HSI 1 [Belajar Tauhid] - Halaqoh 18 [Meramal Nasib Dengan Bintang]

1.18
MERAMAL NASIB DENGAN BINTANG



 Bintang adalah makhluk yang menunjukkan kebesaran Allah swt. Allah telah mengabarkan di dalam Al-Qur'an bahwa bintang memiliki 3 manfaat:
1) Perhiasan langit (Al-Quran surat Al-Mulk ayat 5, Ash-Shofat ayat 6)
2) Pelempar syaitan (Al-Qur'an surat Al-Mulk ayat 5)
3) Petunjuk bagi manusia, (Al-Qur'an surat An-Nahl ayat 16)seperti: mengetahui arah utara-selatan, arah daerah, arah kiblat, atau mengetahui kedatangan musim tertentu.

Di sumber yang berbeda juga disebutkan tiga hal di atas.. (*1)

Allah tidak menciptakan bintang untuk perkara yang lain selain untuk yang tiga di atas. Seorang salaf, Abu Qatadah, menyampaikan:
"Barangsiapa yang meyakini bahwa bintang memiliki faedah yang lain selain 3 hal diatas maka ia telah bersalah dan bicara tanpa ilmu"
(Dikeluarkan oleh Imam Bukhari, dalam shahihnya)
Berkaitan dengan paragraf di atas ada perbedaan pendapat ulama. Abu Qatadah menyampaikan hal tersebut dengan alasan kehati-hatian. Kalau ingin tahu detailnya, klik link di sini.

Misalnya, meyakini terbit-tenggelam, bertemu-berpisahnya bintang berpengaruh terhadap keberuntungan seseorang di masa yang akan datang. Dalam masalah rezeki, jodoh, dan sebagainya seperti yang sering ditemukan dalam beberapa koran dan majalah. Perbuatan ini haram dan termasuk dosa besar, seperti mendatangi dukun dan bertanya kepadanya. Ancamannya, tidak diterima sholatnya selama 40 hari. (Ingin tahu bahasan tentang perdukunan sebelumnya, klik di sini).

Ng.. ada juga di salah satu hadist, cuma berhubung saya lagi rada males ngetik, saya photo aja deh. Tentang kafirnya orang yang menjadikan bintang sebagai penyebab turunnya hujan. (*2)

Ngeri kaaann?? Tergelincir iman karena menyatakan hujan turun karena bintang. Gimana lagi dengan mengatakan hore rezeki lancar berkat pergerakan bintang versi majalah?

Hendaknya kita semua takut kepada Allah. Janganlah kita sekali-kali membaca kolom-kolom tersebut dan janganlah kita memasukkannya ke dalam rumah kita. Kita tutup pintu yang dapat merusak akidah kita karena dengan akidahlah kita dapat memasuki surga Allah dengan selamat.


Demikianlah, semoga bermanfaat bagi saya dan pembaca. Jikalah ada perbedaan pendapat, silahkan merujuk pada ustadz yang lebih banyak ilmu agamanya, lebih shahih dalilnya, dan baik akhlaknya. Semoga Allah memudahkan kita untuk memahami agama ini.
Wassalamu'alaikum warrahmatullah,
Bumi, September 2016
(Wah... udah tanggal 4 aja)
Referensi:
Semua tulisan berwarna ungu merupakan hasil pemahaman saya terhadap materi halaqoh HSI.
Semua tulisan berwarna selain ungu berasal dari sumber lainnya.
Sumber lain:
(1) https://rumaysho.com/688-dosa-besar-akibat-membaca-ramalan-bintang.html
(2) 
Baqi, Muhammad Fuad Abdul. 2014.Muttafaqun 'Alaih, Shahih Bukhari Muslim, Himpunan Hadist Shahih yang Disepakati Imam Bukhari & Imam Muslim. Beirut Publising. pent: Muhammad Suhadi, Anas Habibi, Tony Timur.

HSI 1 [Belajar Tauhid] - Halaqoh 17 [At-Tathoyyur]

1.17
AT-TATHOYYUR
(Merasa Sial Dengan Sesuatu)



Tathoyyur yaitu merasa akan bernasib sial karena melihat atau mendengar kejadian tertentu. Misalnya melihat orang yang bertabrakan, berkelahi atau yang semisalnya, kemudian hal tersebut menyebabkan ia TIDAK JADI melaksanakan hajatnya seperti bepergian, berdagang, dan sebagainya.

Dalam sumber lain (*1), disebutkan bahwa tathoyyur atau bisa disebut dengan thiyarah, secara bahasa diambil dari kata الطَّيْر (tho’ir) yang artinya ‘burung’. Karena orang-orang arab dimasa dahulu, ketika mereka hendak bepergian, mereka mengambil seekor burung dan kemudian diterbangkan. Jika burung tersebut terbang ke arah kanan, mereka merasa ini adalah hari keberuntungan, maka mereka melanjutkan niat mereka untuk bepergian. Namun jika burung tersebut terbang ke arah kiri maka mereka merasa sial dan akhirnya mengurungkan niat mereka dan tidak jadi bepergian.
Tathoyyur termasuk SYIRIK KECIL apabila perasaan tersebut kita ikuti. Sabda Rasulullah yang artinya:

"Barangsiapa yang thiyarah menyebabkan ia tidak jadi melaksanakan hajatnya maka ia telah berbuat syirik."
(HR. Imam Ahmad, Shahih)
*Akika masih masih perlu mencari matan hadist dan tambahan info lainnya.
 
 Perasaan ini sebenarnya tidak akan mempengaruhi takdir sebagaimana hal ini dinafikkan dan diingkari oleh Rasulullah saw:
"dan tidak ada thiyarah"
(HR.Bukhari-Muslim)
*Akika masih perlu cari info tambahan, di sumber lain sih ada, banyak. Cuma, akika belum pegang bukunya jadi... masih harus cari tahu.
Maksudnya, thiyyarah ini adalah hanya perasaan saja, tidak ada pengaruhnya terhadap takdir Allah swt. Oleh karena itu, seorang muslim tidak boleh mengikuti was-was syaitan ini. Hendaknya seorang muslim mengikuti keyakinan yang kuat bahwa semua yang terjadi di permukaan bumi berupa kebaikan dan keburukan adalah takdir Allah semata dan yakin bahwa tidak ada yang mendatangkan kebaikan kecuali Allah, tidak ada yang melindungi dari keburukan kecuali Allah. Dan bertawakkal kepada Allah semata dan berbaik sangkalah kepada Allah.

Apabila datang perasaan itu, maka hendaklah segera hilangkan dengan tawakkal dan tetaplah melaksanakan hajat. Apa yang terjadi setelah itu adalah takdir Allah semata.

Adapun tafa'ul, yaitu berbaik sangka kepada Allah karena melihat atau mendengar sesuatu, diperbolehkan di dalam agama kita.

Dahulu, Rasulullah sering bertafa'ul. Seperti saat perjanjian hudaibiyah, utusan Quraisy saat itu bernama Suhayb. Suhayb Suhail adalah bentuk pengecilan dari kata sahl yang artinya yang mudah. Maka Rasulullah saw berbaik sangka kepada Allah bahwa perjanjian itu akan membawa kemudahan dan kebaikan bagi umat islam. Maka benarlah prasangka beliau kepada Allah swt. Setelah perjanjian tersebut pintu-pintu kemudahan bagi umat Islam terbuka.

Hmmm... gitu kiranya. Prasangka baik pun boleh jadi doa... Ng.. okelas. Masih rada mengganjal karena belum baca kisah lengkap Perjanjian Hudaibiyah. Cuma untuk saat ini okelas. Masih banyak yang harus di upload~

Yak! Sekian catatan ini Akika selesaikan. Mudah-mudahan halaqoh lainnya segera tampil cantik di catatan dunia maya Akika yang penuh warna.
Demikianlah, semoga bermanfaat bagi saya dan pembaca. Jikalah ada perbedaan pendapat, silahkan merujuk pada ustadz yang lebih banyak ilmu agamanya, lebih shahih dalilnya, dan baik akhlaknya. Semoga Allah memudahkan kita untuk memahami agama ini.
Wassalamu'alaikum warrahmatullah,
Bumi, September 2016
(Wah... udah tanggal 4 aja)
Referensi:
Semua tulisan berwarna ungu merupakan hasil pemahaman saya terhadap materi halaqoh HSI.
Semua tulisan berwarna selain ungu berasal dari sumber lainnya.
Sumber lain: