Senin, 31 Oktober 2016

HSI 2 [Mengenal Allah] - Halaqoh 2 [Mengenal Allah Sebagai Pencipta]

2.2
MENGENAL ALLAH SEBAGAI PENCIPTA


Allah swt adalah dzat Yang Maha Pencipta. Menciptakan dari sesuatu yang tidak ada menjadi ada. Dialah Allah, yang telah menciptakan langit, bumi, manusia, dan seluruh alam semesta.

Firman Allah:

ذٰلِكُمُ اللَّهُ رَبُّكُمْ خٰلِقُ كُلِّ شَىْءٍ لَّآ إِلٰهَ إِلَّا هُوَ ۖ فَأَنَّىٰ تُؤْفَكُونَ 

"Yang demikian itu adalah Allah, Tuhamu, Pencipta segala sesuatu, tiada Tuhan (yang berhak disembah) melainkan Dia; maka bagaimanakah kamu dapat dipalingkan?"
(Al-Qur'an Surat Al-Ghafir ayat 62)

Dalam ayat lain:

 يٰٓأَيُّهَا النَّاسُ ضُرِبَ مَثَلٌ فَاسْتَمِعُوا۟ لَهُۥٓ ۚ إِنَّ الَّذِينَ تَدْعُونَ مِن دُونِ اللَّهِ لَن يَخْلُقُوا۟ ذُبَابًا وَلَوِ اجْتَمَعُوا۟ لَهُۥ ۖ وَإِن يَسْلُبْهُمُ الذُّبَابُ شَيْـًٔا لَّا يَسْتَنقِذُوهُ مِنْهُ ۚ ضَعُفَ الطَّالِبُ وَالْمَطْلُوبُ

"Hai manusia, telah dibuat perumpamaan, maka dengarkanlah olehmu perumpamaan itu. Sesungguhnya segala yang kamu seru selain Allah sekali-kali tidak dapat menciptakan seekor lalatpun, walaupun mereka bersatu menciptakannya. Dan jika lalat itu merampas sesuatu dari mereka, tiadalah mereka dapat merebutnya kembali dari lalat itu. Amat lemahlah yang menyembah dan amat lemah (pulalah) yang disembah."
(Al-Qur'an Surat Al-Hajj ayat 73)

Materi kali ini cuma itu. Tapi, pikiran berkelana.... Allah lah yang Maha Mencipta. Bukan hanya ini-itu, alam semesta, diri ini dan benda lainnya. Tapi juga waktu, takdir, pertemuan dan perpisahan. Apalah sulitnya bagi Allah menjadikan yang ada dari tiada.
Karena itu, berdoalah dengan kesungguhan. Karena tidak ada yang tidak mungkin bagiNya.
Ah baiklah, akika cukup baper kali ini.

Demikianlah materi ini disampaikan. Semoga ada manfaatnya bagi yang membaca. Kalau ada perbedaan pemahaman, mohon merujuk pada ustadz yang lebih banyak ilmu agamanya, lebih shahih dalilnya, dan baik akhlaknya. Semoga Allah memberikan rasa tenang di hati kita atas keyakinan kita padaNya.
Jazakumullahu khoir...

Wassalamu'alaikum warrahmatullah,
Bumi, November 2016



Referensi:
Semua tulisan berwarna ungu merupakan hasil pemahaman saya terhadap materi HSI Abdullah Roy.
Tulisan selain ungu berasal dari sumber lainnya.     

HSI 2 [Mengenal Allah] - Halaqoh 1 [Pentingnya Mengenal Allah, Rasulullah, dan Agama Islam]

2.1
PENTINGNYA MENGENAL ALLAH, RASULULLAH, DAN AGAMA ISLAM



Imam Ahmad, Hadist, dalam Shahih muslim:
"Setiap manusia, apabila dikuburkan, maka akan ditanya oleh 2 malaikat tentang 3 perkara: siapa Tuhanmu, siapa nabimu, dan apa agamamu."
Oleh karena itu, kewaijban seorang muslim dan muslimah untuk mempersiapkan diri.

Perlu diketahui bahwa untuk menjawab pertanyaan tersebut tidak cukup dengan menghapal sebab seandainya menghapal itu cukup, niscaya orang munafik bisa menjawab pertanyaan. Maka itu perlu pemahaman dan pengamalan.

Siapa yang di dunia dia mengenal Allah dan memenuhi hakNya, mengenal Nabi Muhammad dan memenuhi haknya, mengenal ajaran Islam dan mengamalkan isinya, maka diharapkan dia bisa menjawab pertanyaan dengan baik dan mendapatkan kenikmatan di dalam kuburnya. Namun bila dia tidak mengenal siapa Allah dan tidak memenuhi hakNya, tidak mengenal nabi Muhammad dan juga tidak memenuhi haknya, atau kurang mengenal ajaran islam dan tidak mengamalkannya maka ditakutkan dia tidak bisa menjawab pertanyaan dan akhirnya siksa kubur yang akan dia dapatkan.

Semoga Allah memudahkan kita, keluarga kita, dan orang-orang yang kita cintai, untuk bisa mengenal Allah, Rasulullah, dan juga agamanya.

Well, potongan hadist di atas... aslinya panjang. 2 lembar sendiri di buku shahih hadist Qudsi. Cuma ini penting banget. Akika pun baper ngebacanya.. kebayang diri sendiri gimana atuhlah... dosa masih banyak, amal ndak seberapa.. duh.. duh.. duh...
Ini ya kutipannya:

p.400
Dari al-Barra bin Azib, bahwa dia menuturkan:"Kami pergi bersama Rasulullah mengantarkan jenazah salah seorang Anshar. Kami tiba di kuburan, sementara liang lahad belum selesai digali. Rasulullah kemudian duduk, lantas kami duduk di sekitar beliau. Seakan-akan di atas kepala kami ada burung yang beterbangan bebas (kiasan untuk memaknai kondisi yang hening tanpa pembicaraan). Pada waktu itu Rasulullah memegang tongkat yang dipukul-pukulkan ke tanah. Kemudian beliau mengangkat kepalanya, dan bersabda:

'Mintalah perlindungan kepada Allah dari siksa kubur,' sebanyak dua tau tiga kali, setelah itu beliau bersabda: 'Sesungguhnya hamba mukmin, saat sudah berada di pengujung dunia dan hendak menuju akhirat, malaikat turun kepadanya dari langit, dan wajah mereka putih seperti matahari. Mereka membawa kafan dan minyak pewangi mayit dari Surga, lalu mereka duduk di dekatnya. Kemudian malaikat maut datang dan duduk di dekat kepalanya, seranya menyerukan:"Wahai jiwa yang baik! Keluarlah menuju ampunan Allah dan keridhaan-Nya.'

Beliau meneruskan:'Jiwa mukmin itu pun keluar laksana tetesan air yang mengalir dari mulut bejana, lalu malaikat maut mencabutnya. Setelah mencabutnya, para malaikat langsung meraihnya dan tidak membiarkan jiwa itu berada di tangannya walau sekejap, dan mereka meletakkannya pada kain kafan dan pewangi tadi. Jiwa tersebut pun menebar aroma minyak kesturi paling wangi yang pernah didapati di muka bumi.'

Beliau meneruskan: 'Setelah itu mereka membawanya naik. Tidaklah mereka melintasi sekelompok malaikat, 
(Astaga... sambil ngetik ini pun tetiba merasa ada malaikat yang selalu mengawasi...)

melainkan para malaikat itu bertanya,: 'Siapakah pemilik jiwa yang harum ini?' Mereka menjawab: 'Fulan bin Fulan'--dengan nama terbaik yang disebutkan di dunia--hingga sampai ke langit paling bawah. Mereka pun minta dibukakan pintu, dan pintu dibuka untuk mereka, lalu penduduk malaikat tiap langit mengantarkannya ke langit berikutnya, hingga langit ketujuh.

Maka Allah berfirman: 'Catatlah kitab (catatan amal) hamba-Ku di 'Illiyyin' dan kembalikanlah dia ke bumi. Karena darinyalah Aku menciptakan mereka, di dalamnya Aku kembalikan mereka, serta darinya pula Aku keluarkan mereka sekali lagi.'

Beliau meneruskan: 'Rohnya kemudian dikembalikan ke jasadnya, lalu dua Malaikat datang menghampirinya. Keduanya mendudukkan dia lantas bertanya kepadanya: 'Siapa Rabbmu?' dia menjawab: 'Rabbku Allah.' Keduanya kembali bertanya: 'Apa agamamu?' Dia menjawab: 'Agamaku Islam.' Keduanya pun bertanya: 'Siapa laki-laki yang diutus di tengah-tengah kalian ini?' Dia menjawab: 'Dia adalah Rasulullah'. Keduanya bertanya lagi: 'Apa amalmu?' Ia menjawab: 'Aku membaca Kitab Allah, lalu aku mengimani dan mempercayainya.' Lantas ada yang menyeru dari langit: 'Hamba-Ku benar, berilah dia permadari dari Surga, berilah dia pakaian dari Surga, dan bukakanlah salah satu pintu Surga untuknya.'
(Sampai di sini, saya merasa, Allah benar-benar mengawasi.... semua.)

Beliau bersabda: 'Semerbak dan keharuman Surga pun menerpa orang mukmin ini, bahkan kemudian kuburannya dilapangkan sejauh mata memandang.'

Beliau meneruskan: 'Seseorang yang berparas tampan, berbaju bagus, dan menebar keharuman datang menghampirinya, lalu dia berkata: 'Bergembiralah dengan datangnya sesuatu yang membuatmu senang. Inilah hari yang telah dijanjikan kepadamu.'
Dia bertanya kepadanya: 'Kamu siapa? Wajahmu adalah wajah yang mencerminkan kebaikan.' 'Aku ini amal shalihmu,' jawabnya. Maka hamba mukmin ini berdoa 'Wahai Rabbku, tegakkanlah hari Kiamat supaya aku dapat kembali kepada keluarga dan hartaku.'

Beliau meneruskan: 'Adapun orang kafir, ketika berada di pengujung dunia dan hendak menuju akhirat, para malaikat turun mendatanginya dari langit dengan wajah hitam. Mereka membawa sehelai kain kasar, lalu mereka duduk di dekatnya. Kemudian malaikat maut datang dan duduk di dekat kepalanya, seraya menyerukan: 'Hai jiwa yang buruk! Keluarlah menuju murka dan amarah Allah.'

Beliau meneruskan: 'Roh orang ini berpencar-pencar pada jasadnya, lalu malaikat maut mencabutnya seperti mencabut besi pemanggang daging dari kain wol yang basah. Setelah malaikat maut mencabutnya, para malaikat tidak membiarkan roh itu berada di tangannya walau sekejap hingga mereka meletakkannya di kain kasar tadi. Roh yang keluar dari jasadnya menebarkan bau bangkai paling busuk yang pernah didapati di muka bumi.

Para malaikat kemudian membawa roh tadi naik. Tidaklah mereka melintasi sekelompok malaikat melainkan para malaikat ini bertanya: 'Roh buruk siapa itu?' Mereka menjawab: 'Fulan bin Fulan--dengan nama terburuk yang disebutkan di dunia.' (mereka membawa roh ini hingga sampai ke langit paling bawah. Mereka pun minta dibukakan pintu untuknya, namun pintu langit tidak dibukakan untuknya.'

Setelah itu Rasulullah membaca: "...Tidak akan dibukakan pintu-pintu langit bagi mereka, dan mereka tidak akan masuk Surga, sebelum unta masuk ke dalam lubang jarum..." (Q.S Al-A'raf ayat 40).

Allah pun berfirman: 'Catatlah kitabnya di dalam Sijjin, di bumi paling bawah.' Maka rohnya kemudian dilemparkan dengan keras. Lalu beliau membaca:
"Barang siapa mempersekutukan Allah, maka seakan-akan dia jatuh dari langit dalalu disambar oleh burung, atau diterbangkan angin ke tempat yang jauh." (Q.S Al-Hajj ayat 31).

Roh orang kafir itu pun dikembalikan ke jasadnya, lalu dua Malaikat datang menemuinya, mendudukkannya, lantas bertanya kepadanya:
'Siapa Rabbmu?' Dia pun menjawab: 'hah, hah, (seperti orang yang gelagapan), aku tidak tahu.' Keduanya bertanya lagi: 'Apa agamamu?' Dia menjawab: 'Hah, hah, aku tidak tahu.' Keduanya bertanya lagi: 'Siapa laki-laki yang diutus di tengah-tengah kalian ini?' Lagi-lagi dia menjawab: 'hah, hah, aku tidak tahu.' Kemudian ada yang menyeru dari langit: 'Dia telah berdusta! Beri dia hamparan tikar dari Neraka, dan bukakan salah satu pintu Neraka untuknya.' Hawa panas api Neraka pun menerpanya, serta kuburannya pun disempitkan hingga tulang-tulang rusuknya tercerai berai.

Seseorang berparas buruk, berpakaian buruk, dan berbau busuk lalu datang menghampirinya dan berkata: 'Bergembiralah dengan sesuatu yang membuatmu sedih. Inilah hari yang telah dijanjikan kepadamu.' Dia bertanya kepadanya: 'Siapa kamu? Wajahmu adalah wajah yang mencerminkan keburukan.' 'Aku adalah amal burukmu,' jawabnya.
Maka hamba yang durhaka ini memohon: 'Wahai Rabbku, janganlah Engkau tegakkan hari Kiamat.'"




Fin. Demikian hadist Qudsinya.
Panjang.... rasanya sering denger ya? Tapi sepenggalan aja, ternyata hadistnya malah panjang banget. Serem, tapi itu juga membuat diri ndak merasa sendirian. Masalah terlalu berat? Tenang, ada Allah yang selalu mengawasi. Berdoalah, pintalah. Terutama untuk akhirat. Jangan terbuai sama kecintaan terhadap dunia.
(Hohoho, jangan kira akika pikirannya lurus banget, sesekali bablas juga. But then again, kita ini manusia. Bukan Malaikat yang memang diciptakan sempurna. Yang penting tetap berusaha menjadi lebih baik.)

Semoga ada manfaatnya. Jikalah ada perbedaan pendapat, silahkan merujuk pada ustadz yang lebih banyak ilmu agamanya, lebih shahih dalilnya, dan baik akhlaqnya. Semoga Allah memudahkan kita memahami agama ini.

Wassalamu'alaikum warrahmatullah,
Bumi, Oktober 2016

 

Referensi:
Semua tulisan berwarna ungu merupakan hasil pemahaman saya terhadap materi halaqoh HSI.
Semua tulisan berwarna selain ungu berasal dari sumber lainnya.
Sumber lain:

Syaikh Ishamuddin Ash-Shababithi. 2014. Shahih Hadist Qudsi dan Syarahnya. Pustaka Imam Asy-syafi'i. Pent: Umar Mujtahid, Lc.





HSI 1 [Belajar Tauhid] - halaqoh 25 [Ridha Dengan Hukum Allah]

1.25
RIDHA DENGAN HUKUM ALLAH



Allah sebagai pencipta manusia sangat menyayangi mereka. Dialah Arrahman dan Arrahim.
Diantara bentuk kasih sayang Allah adalah menurunkan syariat supaya manusia mendapatkan kebahagiaan dan terhindar dari kesusahan di dunia maupun di akhirat. Dialah yang Maha Mengetahui dan Maha Bijaksana. Hukumannya penuh dengan keadilan, hikmah, meskipun kadang samar atas sebagian manusia.

Karena itu, seorang muslim harus ridho terhadap hukum Allah. Maksudnya, yakin bahwa kebaikan semuanya dalam hukum Allah, dalam berbagai bidang. Misalnya aqidah, akhlak, muamalah, ekonomi, kenegaraan, dll.

Mengesakan Allah dengan segala hukum-hukumnya adalah konsekuensi tauhid.

Firman Allah:

وَمَا كَانَ لِمُؤْمِنٍ وَلَا مُؤْمِنَةٍ إِذَا قَضَى اللَّهُ وَرَسُولُهُۥٓ أَمْرًا أَن يَكُونَ لَهُمُ الْخِيَرَةُ مِنْ أَمْرِهِمْ ۗ وَمَن يَعْصِ اللَّهَ وَرَسُولَهُۥ فَقَدْ ضَلَّ ضَلٰلًا مُّبِينًا 

"Dan tidaklah pantas bagi kaum muslimin dan muslimah, apabila Allah telah menetapkan suatu ketetapan akan ada bagi mereka pilihan yang lain. Dan barang siapa yang mendurhakai Allah dan Rasulnya maka sungguh ia telah sesat dalam kesesatan yang nyata."
(Q.S Al-Ahzab ayat 36)

Inilah bagian terakhir dari silsilah 1, Belajar Tauhid. Apa yang dipelajari ini hanyalah sebagian kecil dari ilmu tauhid. Belajar tauhid dan mengamalkannya tidak akan berhenti sampai ajal menjeput.
Ikutilah majelis-majelis ilmu, bacalah buku, majalah, artikel yang ditulis oleh ulama terpercaya.

Selesai. Silsilah pertama. Materi terakhir ini, rasanya banyak banget kaitannya dengan kehidupan sehari-hari. Apa sih yang ndak diatur? Makan paki tangan kanan, pakai sendal kaki kanan duluan, melepas sendal kaki kiri duluan, sampai ke aturan yang lebih besar.

Jadi bertanya-tanya sendiri, udah berapa aturan yang saya langgar? Baik dengan sengaja atau ndak sengaja. Astaghfirullah wa atubu ilaih. Semoga Allah memberikan ampunan..


Demikianlah, semoga bermanfaat bagi saya dan pembaca. Jikalah ada perbedaan pendapat, silahkan merujuk pada ustadz yang lebih banyak ilmu agamanya, lebih shahih dalilnya, dan baik akhlaknya. Semoga Allah memudahkan kita untuk memahami agama ini.


Wassalamu'alaikum warrahmatullah,
Bumi,  2016


Referensi:
Semua tulisan berwarna ungu merupakan hasil pemahaman saya terhadap materi halaqoh HSI.
Semua tulisan berwarna selain ungu berasal dari sumber lainnya.

Jumat, 14 Oktober 2016

HSI 1 [Belajar Tauhid] - Halaqoh 24 [Menyandarkan Kenikmatan Hanya Kepada Allah]

1.24
MENYANDARKAN KENIKMATAN HANYA KEPADA ALLAH



Termasuk keyakinan yang harus diingat setiap muslim bahwa kenikmatan dengan segala jenisnya adalah dari Allah.
"Kenikmatan apa saja yang kalian rasakan maka asalnya adalah dari Allah dan termasuk syirik kecil bila seseorang mendapatkan semua kenikmatan dari Allah kemudian menyandarkan kenikmatan tersebut kepada selain Allah, seperti mengatakan:
'kalau pilot tidak mahir niscaya kita sudah celaka', 'kalau tidak ada angsa niscaya kucing kita sudah dicuri, 'kalau bukan karena dokter niscaya saya tidak sembuh.' dan semisalnya.

Firman Allah:
يَعْرِفُونَ نِعْمَةَ اللَّهِ ثُمَّ يُنْكِرُونَهَا 
"Mereka mengenal nikmat Allah kemudian mengingkarinya."
(AlQur'an Surat An-Nahl ayat 83)

Makhluk, hanyalah sebagai alat. Bukan berarti muslim tidak tahu berterima kasih. balaslah dengan doa dan ucapan terima kasih tapi sebab tetap pada Allah.

Katanya Ibn Qayyim, nikmat itu ada dua.
Nikmat itu ada dua, nikmat muthlaqoh (mutlak) dan (nikmat) muqoyyadah (nisbi). Nikmat muthlaqoh adalah nikmat yang mengantarkan kepada kebahagiaan yang abadi, yaitu nikmat Islam dan Sunnah. Nikmat inilah yang diperintahkan oleh Allah kepada kita untuk memintanya dalam doa kita, agar Allah menunjukkan kepada kita jalan orang-orang yang Allah karuniakan nikmat itu padanya." (1).

Kalau coba dihitung, dirasa, dan direnungkan... selalu ada alasan untuk bersyukur.

 
Oke sip. Demikianlah, semoga bermanfaat bagi saya dan pembaca. Jikalah ada perbedaan pendapat, silahkan merujuk pada ustadz yang lebih banyak ilmu agamanya, lebih shahih dalilnya, dan baik akhlaknya. Semoga Allah memudahkan kita untuk memahami agama ini.


Wassalamu'alaikum warrahmatullah,
Bumi, Oktober 2016


Referensi:
Semua tulisan berwarna ungu merupakan hasil pemahaman saya terhadap materi halaqoh HSI.
Semua tulisan berwarna selain ungu berasal dari sumber lainnya.

Sumber lain:
(1) https://muslim.or.id/25193-nikmat-allah-yang-hakiki.html

Kamis, 13 Oktober 2016

HSI 1 [Belajar Tauhid] - Halaqoh 23 [Taat Kepada Ulama Dalam Kebenaran]

1.23
TAAT KEPADA ULAMA DALAM KEBENARAN



Ulama adalah orang-orang yang memiliki ilmu tentang Allah dan juga agamanya. Ilmu yang membawa dirinya untuk bertakwa kepada Allah swt. Mereka adalah pewaris para nabi dan kedudukan mereka di dalam agama Islam sangat tinggi. Allah telah mengangkat derajat pada ulama dan memerintahkan kita untuk taat kepada mereka selama mereka menyeru dan mengajak kepada kebenaran dan kebaikan.

Firman Allah:

يٰٓأَيُّهَا الَّذِينَ ءَامَنُوٓا۟ أَطِيعُوا۟ اللَّهَ وَأَطِيعُوا۟ الرَّسُولَ وَأُو۟لِى الْأَمْرِ مِنكُمْ

"Wahai orang-orang yang beriman, taatlah kepada Allah dan kepada Rasul dan ulil amri kalian."
(Al-Qur'an surat An-Nisa ayat 59) (1)

Ulil Amri mencakup ulama dan umara' (pemerintah). Menghormati mereka, yaitu para ulama, bukan berarti menaati mereka dalam segala hal sampai pada kemaksiatan. Ulama, seperti manusia lain, yang ijtihad mereka, kadang salah. Kalau salah, mereka mendapatkan 1 pahala. Kalau benar, mereka mendapatkan 2 pahala.

Kalau telah jelas kebenaran bagi seorang mslim, dan telah jelas bahwa seorang ulama menyelisihi kebenaran tersebut, maka tidak boleh seseorang menaati ulama tersebut kemudian meninggalkan kebenaran.

Sabda Rasulullah:
"Tidak ada ketaatan dalam kemaksiatan. Sesungguhnya ketaatan hanya dalam kebenaran."
(Muttafaqun 'alaih)


Apabila seseorang menaati ulama dalam kemaksiatan kepada Allah, maka dia telah menjadikan ulama tersebut sebagai pembuat syariat, bukan sebagai penyampai syariat. Seperti yang dilakukan orang-orang Yahudi dan Nasrani.

Firman Allah:

اتَّخَذُوٓا۟ أَحْبَارَهُمْ وَرُهْبٰنَهُمْ أَرْبَابًا مِّن دُونِ اللَّهِ وَالْمَسِيحَ ابْنَ مَرْيَمَ وَمَآ أُمِرُوٓا۟ إِلَّا لِيَعْبُدُوٓا۟ إِلٰهًا وٰحِدًا ۖ لَّآ إِلٰهَ إِلَّا هُوَ ۚ سُبْحٰنَهُۥ عَمَّا يُشْرِكُونَ

"Mereka (orang-orang Yahudi dan Nasrani) menjadikan orang-orang alimnya dan rahib-rahib mereka sebagai tuhan selain Allah dan (juga mereka mempertuhankan) Al Masih putera Maryam, padahal mereka hanya disuruh menyembah Tuhan yang Esa, tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) selain Dia. Maha suci Allah dari apa yang mereka persekutukan. 
(Al-Qur'an surat At-Taubah ayat 31) (1)

Rasulullah menjelaskan ayat ini:
Ketahuilah bahwa mereka bukan beribadah kepada ulama dan ahli ibadah tersebut tetapi bila mereka menghalalkan apa yang Allah haramkan, maka mereka ikut menghalalkan. Apabila ulama dan ahli ibadah tersebut mengharamkan apa yang Allah halalkan, maka mereka ikut mengharamkannya."
(H.R Tirmidzi, derajat: hasan)


Ndak ada komentar tambahan tentang ini. Rasanya terbayang sikap berlebihan pada ulama, yang menjadikan seseorang jauh dari Allah. Menuruti semua kemauan ulama yang dimaksud meskipun jauh dari perintah Allah. Kalau udah begitu siapa sebenarnya yang diibadahi? Makanya penting pakai banget cek ricek lagi apapun yang disampaikan orang lain mengenai nasihat agama. Kalau benar semoga bertambah keyakinan. Kalau kurang tepat semoga ditunjuki kebenaran.
 
Oke sip. Demikianlah, semoga bermanfaat bagi saya dan pembaca. Jikalah ada perbedaan pendapat, silahkan merujuk pada ustadz yang lebih banyak ilmu agamanya, lebih shahih dalilnya, dan baik akhlaknya. Semoga Allah memudahkan kita untuk memahami agama ini.

Wassalamu'alaikum warrahmatullah,
Bumi, Oktober 2016

 

Referensi:
Semua tulisan berwarna ungu merupakan hasil pemahaman saya terhadap materi halaqoh HSI.
Semua tulisan berwarna selain ungu berasal dari sumber lainnya.
Sumber lain:
(1) http://quranterjemah.com

HSI 1 [Belajar Tauhid] - Halaqoh 21 [ Mencintai Allah]

1.20
MENCINTAI ALLAH



Mencintai Allah adalah ibadah yang agung. Cinta yang merupakan ibadah ini mengharuskan seorang muslim merendahkan dirinya di hadapan Allah yang akhirnya membawa seseorang untuk melaksanakan perintah Allah dan juga menjauhi larangannya.

Inilah cinta yang merupakan ibadah.

Barang siapa yang menyerahkan cinta seperti ini kepada selain Allah maka ia telah berbuat SYIRIK BESAR

Firman Allah: (1)

وَمِنَ النَّاسِ مَن يَتَّخِذُ مِن دُونِ اللَّهِ أَندَادًا يُحِبُّونَهُمْ كَحُبِّ اللَّهِ ۖ وَالَّذِينَ ءَامَنُوٓا۟ أَشَدُّ حُبًّا لِّلَّهِ

"Dan diantara manusia ada orang-orang yang menjadikan selain Allah sekutu-sekutu Allah. Mereka mencintainya sebagaimana mereka mencintai Allah. Adapun orang-orang yang beriman, cinta mereka kepada Allah jauh lebih besar."
(AlQuran surat Al-Baqarah, ayat 165)

Adapun cinta yang merupakan tabiat manusia, seperti cinta keluarga, cinta pekerjaan dan lain-lain, maka hal ini diperbolehkan selama tidak melebihi cinta kepada Allah. Apabila seseorang mencintai perkara-perkara tersebut lebih dari cintanya kepada Allah, (duh kok kaya romantis bingits), maka dia telah melakukan dosa besar. (2)


"Katakanlah jika bapak-bapak, anak-anak, sadara-saudara, harta kekayaan yang kalian miliki, perniagaan yang kalian tidak sukai kerugiaannya, rumah-rumah yang kalian sukai, itu semua lebih kalian cintai daripada Allah dan Rasulullah dan juga berjihad di jalan Allah, maka tunggulah Allah swt mendatangkan keputusannya. Dan Allah tidak memberikan petunjuk kepada orang-orang yang fasik."
(AlQuran surat At-Taubah 24)

bentar ya.. jadi bertanya-tanya. Orang fasik itu orang yang bagaimana?

Ketika terjadi pertentangan antara 2 kecintaan maka akan nampak siapa yang dia cintai dan akan nampak siapa yang cintanya benar dan yang cintanya hanya sebatas ucapan saja.

Diantara cara memupuk rasa cinta kepada Allah adalah
* Mentadabburi ayat-ayat AlQuran
* Memikirkan tanda-tanda kekuasaan Allah swt di alam semesta
* Mengingat-ingat berbagai kenikmatan yang Allah berikan

Ada informasi tambahan soal hal yang mendatangkan cinta Allah. Ada sembilan poin, baca sendiri aja ya... hahahaha. Klik di sini..

Oke sip. Demikianlah, semoga bermanfaat bagi saya dan pembaca. Jikalah ada perbedaan pendapat, silahkan merujuk pada ustadz yang lebih banyak ilmu agamanya, lebih shahih dalilnya, dan baik akhlaknya. Semoga Allah memudahkan kita untuk memahami agama ini.

Wassalamu'alaikum warrahmatullah,
Bumi, September 2016

 

Referensi:
Semua tulisan berwarna ungu merupakan hasil pemahaman saya terhadap materi halaqoh HSI.
Semua tulisan berwarna selain ungu berasal dari sumber lainnya.
Sumber lain:
(1)  http://quranterjemah.com/?
(2) http://www.ibnukatsironline.com/2015/05/tafsir-surat-at-taubah-ayat-23-24.html