1.9
TERMASUK SYIRIK BESAR MENYEMBELIH
UNTUK SELAIN ALLAH
Menyembelih termasuk ibadah yang agung dalam agama Islam. Di dalamnya ada:
1. Peng-agung-an terhadap Allah, Tuhan Semesta Alam
2. Sebagai wujud cinta dengan mengorbankan sebagian harta kita untuk Allah.
Misalnya, pada ibadah qurban di hari Idul Adha, aqiqah, dan hadyu bagi sebagian jamaah haji.
Hadyu (hadiy-yu): hewan yang disembelih sebagai kewajiban haji tamattu' dan qiron (Tuasikal, 2012) (*1).
Aqiqah: menyembelih hewan untuk mendekatkan diri kepada Allah dan sebagai ungkapan syukur atas kelahiran bayi yang dilakukan setelah kelahiran bayi. (*2)
Allah memerintahkan kita menyerahkan ibadah yang mulia ini hanya untuk Allah semata.
Firman Allah dalam Al-Qur'an Surat Al-Kautsar ayat 2 (*3):
فَصَلِّ لِرَبِّكَ وَانْحَرْ
"Maka sholatlah dan menyembelihlah untuk Tuhanmu"
Barangsiapa yang menyerahkan ibadah menyembelih untuk selain Allah dalam rangka mengagungkan atau mendekatkan diri kepada selain Allah (sama saja apakah itu untuk seorang nabi, wali, atau kepada jin dan lainnya)....
Maka, dia telah jatuh ke dalam syirik BESAR yang mengeluarkan seseorang dari islam, membatalkan amalannya dan terkena ancaman laknat dari Allah.
Sabda Rasulullah:
"Allah melaknat seseorang yang menyembelih untuk selain Allah" (Shahih, H.R Muslim)
Maksud melaknat disini adalah dijauhkan dari rahmat Allah.
Oleh karena itu, sebagai seorang muslim, janganlah kita sekali-kali menyembelih Wasselain Allah, meskipun hanya seekor lalat dengan harapan untuk mendapatkan manfaat atau terhindar dari mudharat.
Sebagai muslim kita harus yakin bahwa manfaat dan mudharat datang dari Allah semata dan hanya kepadaNya seorang muslim bertawakal.
Jleb! Pesan ustad dalem banget, baper akika baper.
Insya Allah, semoga kita senantiasa dilindungi Allah dari dosa besar tersebut.
Demikianlah catatan ini saya rampungkan. Mudah-mudahan bermanfaat bagi kita semua. Segala kebaikan datang dari Allah, segala kekurangan adalah milik saya. Jikalah pembaca menemukan perbedaan pendapat, silahkan merujuk pada ahli ilmu agama Islam yang lebih banyak ilmu agamanya, lebih shahih dalilnya.
Demikianlah catatan ini saya rampungkan. Mudah-mudahan bermanfaat bagi kita semua. Segala kebaikan datang dari Allah, segala kekurangan adalah milik saya. Jikalah pembaca menemukan perbedaan pendapat, silahkan merujuk pada ahli ilmu agama Islam yang lebih banyak ilmu agamanya, lebih shahih dalilnya.
Wassalamu'alaikum warrahmatullah,
Bumi, 29 Mei 2016
Referensi:
Semua tulisan berwarna ungu merupakan pemahaman saya terhadap materi halaqoh HSI.
Tulisan selain ungu berasal dari selain materi HSI.
Keterangan tanda bintang (*)
(1)https://rumaysho.com/2899-menunaikan-sembelihan-hadyu-sebelum-idul-adha.html
(2) https://muslimah.or.id/1589-seputar-aqiqah.html
Semua tulisan berwarna ungu merupakan pemahaman saya terhadap materi halaqoh HSI.
Tulisan selain ungu berasal dari selain materi HSI.
Keterangan tanda bintang (*)
(1)https://rumaysho.com/2899-menunaikan-sembelihan-hadyu-sebelum-idul-adha.html
(2) https://muslimah.or.id/1589-seputar-aqiqah.html
(3) https://rumaysho.com/2712-al-kautsar-dan-kenikmatan-yang-banyak.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar